ITTIBA’ RASULULLAH DAN BAGAIMANA MENGIKUTI NABI DENGAN BENAR
Berikut ringkasan isi buku “Ittiba’ Rasulullah dan Bagaimana Mengikuti Nabi dengan Benar” karya Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, dalam Bahasa Indonesia:
⸻
Ringkasan
Buku ini menekankan pentingnya ittiba’ (mengikuti) Rasulullah ﷺ secara benar, sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” (QS. Ali Imran: 31).
1. Hak Nabi atas umatnya
• Mencintai, menaati, dan menghormatinya tanpa berlebihan (ghuluw) maupun meremehkan.
• Menjauhi bid’ah yang tidak pernah diajarkan Nabi ﷺ, seperti perayaan Maulid Nabi.
2. Cinta sejati kepada Nabi
• Bukan sekadar ungkapan atau perayaan, melainkan mengikuti sunnah beliau dalam ucapan, perbuatan, dan keyakinan.
• Para sahabat memberi teladan dalam kecintaan mereka, dengan hormat, pengorbanan, dan pengamalan sunnah Nabi ﷺ.
3. Bahaya penyimpangan dari sunnah
• Menolak hadis sahih, menyimpang dari manhaj Rasulullah, dan lebih mendahulukan akal atau tradisi ketimbang wahyu.
• Fanatisme buta kepada tokoh, ulama, atau pemimpin yang menggeser posisi Rasulullah sebagai teladan utama.
4. Kaidah penting dalam ittiba’
• Islam berdiri di atas dalil wahyu, bukan logika semata.
• Ibadah hanya sah jika sesuai syariat Rasulullah.
• Ittiba’ adalah syarat diterimanya amal, jalan menuju surga, dan bukti cinta sejati kepada Nabi ﷺ.
5. Penghambat ittiba’
• Kebodohan, hawa nafsu, mengutamakan pendapat nenek moyang, serta terikat dengan syubhat.
• Bersahabat dengan ahli bid’ah atau bersandar pada hadis dhaif dan palsu.
6. Isu Maulid Nabi dan pujian berlebihan
• Penulis menjelaskan hukum perayaan Maulid Nabi yang dianggap bid’ah karena tidak pernah dilakukan Rasulullah maupun para sahabat.
• Pujian berlebihan seperti dalam Qashidah Burdah dianggap mengandung bahaya akidah.
⸻
👉 Kesimpulan: Ittiba’ (mengikuti Nabi ﷺ) adalah bukti cinta yang sejati, yang diwujudkan dengan mengamalkan sunnah, menjauhi bid’ah, dan menempatkan Nabi sebagai teladan utama dalam seluruh aspek kehidupan.