HEGEMONI KRISTEN BARAT

Berikut ringkasan Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi karya Adian Husaini dalam bentuk poin-poin utama:



1. Latar Belakang

• Prof. HM Rasjidi telah memperingatkan bahaya penggunaan metode Orientalis dalam studi Islam di IAIN dan perguruan tinggi Islam, namun peringatan ini diabaikan.
• Akibatnya, muncul pemikiran yang dianggap menyimpang seperti pluralisme agama, relativisme kebenaran, hermeneutika Al-Qur’an, dan liberalisasi hukum Islam di lingkungan akademik Islam.



2. Bentuk Pengaruh dan Hegemoni

• Banyak sarjana Muslim menimba ilmu dari orientalis Barat tanpa sikap kritis.
• Perguruan tinggi Islam mengadopsi konsep dan metodologi Barat, mengubah arah pemikiran dan kebijakan studi Islam.
• Lembaga donor Barat seperti The Asia Foundation dan Ford Foundation membiayai proyek-proyek yang mendorong liberalisasi pemikiran Islam.



3. Dampak Kerusakan Ilmu

• Kerusakan ilmu-ilmu dasar Islam (ulumuddin) dinilai lebih berbahaya daripada kerusakan amal.
• Ulama yang rusak (ulama as-su’) menjadi penyebar paham yang merusak, bukannya penjaga agama.
• Kampus Islam meluluskan sarjana yang justru mengkritik kesucian Al-Qur’an, menolak syariah, atau mempromosikan paham sekular-liberal.



4. Pelajaran dari Sejarah

• Perang Salib menjadi contoh bahwa kemenangan umat Islam dimulai dari reformasi moral dan kekuatan spiritual sebelum perang fisik.
• Imam al-Ghazali menekankan jihad al-nafs sebagai pondasi kebangkitan, sementara tokoh seperti Nur al-Din Zengi dan Shalahuddin al-Ayyubi melanjutkan perjuangan fisik.
• Ali al-Sulami menekankan bahwa jihad melawan musuh harus diawali pembenahan akidah dan moral.



5. Solusi yang Diajukan

• Membangun pusat studi Islam berkualitas tinggi yang setara atau melampaui lembaga Barat.
• Melahirkan ulama berilmu, berintegritas, dan memiliki semangat kritis terhadap pengaruh pemikiran non-Islam.
• Mengembalikan prioritas pada pengajaran ilmu-ilmu dasar Islam dengan niat yang ikhlas, bukan sekadar memenuhi tuntutan pasar kerja.
• Memadukan kekuatan spiritual, intelektual, dan material dalam perjuangan umat.