GHULUW (SIKAP BERLEBIHAN DALAM BERAGAMA)
Berikut adalah ringkasan buku “Ghuluw (Sikap Berlebihan dalam Beragama)” karya Ali bin Abdul Aziz Ali asy-Syibl:
⸻
Tujuan Buku:
Buku ini mengupas secara mendalam tentang ghuluw, yaitu sikap berlebihan dalam beragama, baik dalam hal keyakinan, ucapan, maupun perbuatan. Penulis menekankan bahaya ghuluw, sumber kemunculannya, contoh-contohnya dalam sejarah Islam, serta solusi untuk menghindarinya.
⸻
Isi Pokok Buku:
1. Definisi dan Hakikat Ghuluw:
• Secara bahasa, ghuluw berarti melampaui batas.
• Dalam istilah syar’i, ghuluw adalah melebih-lebihkan dalam aspek ibadah, hukum, atau pribadi seseorang melebihi syariat yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2. Peringatan dalam Islam:
• Al-Qur’an dan hadits mengutuk ghuluw, menyebutnya sebagai sebab kehancuran umat terdahulu.
• Rasulullah bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap sikap ghuluw, karena umat sebelum kalian hancur karena sikap itu.”
3. Sejarah Ghuluw:
• Muncul sejak zaman Nabi Nuh ketika kaumnya mengultuskan orang-orang saleh.
• Ghuluw berkembang dalam berbagai sekte seperti Khawarij, Rafidhah, Sabaiyyah, dan lainnya.
4. Bentuk-Bentuk Ghuluw:
• Dalam sifat Allah (ta’thil dan tasybih).
• Dalam qadha dan qadar (jabariyyah dan qadariyyah).
• Dalam kenabian dan pengkultusan individu.
• Dalam mengkafirkan sesama Muslim tanpa dasar yang benar.
5. Sikap Ahlus Sunnah:
• Menyerukan sikap wasathiyyah (pertengahan), i’tidal, dan berpegang teguh pada nash.
• Ahlus Sunnah tidak berlebihan dalam pujian maupun celaan, serta tidak memaksakan takwil atau meninggalkan dalil.
6. Solusi Menangkal Ghuluw:
• Belajar ilmu agama dengan pemahaman yang benar dari para ulama.
• Meneladani manhaj Salaf.
• Menjauhi syubhat dan ekstrimisme.
• Membiasakan moderasi dalam beragama.
⸻
Buku ini merupakan peringatan agar umat Islam tidak terjebak dalam jebakan beragama yang tampak semangat, namun menyimpang dari tuntunan syar’i.